#15 Lisbon – Portugal

Lisbon – Portugal

Dari pengalaman mengajukan visa turis ke England beberapa tahun lalu bikin kecewa..rencana ingin liburan satu minggu ke England dan lanjut satu minggu ke Skotlandia dengan biaya $ 200 untuk admin pengurusan visa-turis. Dengan nyantai dan yakin semua dokumen dan pertanyaan penting sudah terjawab.
Dan saya meyakinkan bahwa saya hanya ingin liburan dan tidak ada niat dan maksud untuk melirik ‘duke ganteng dari England umpama, dan bahwa saya juga punya teman dan kehidupan normal normal aja, dan tidak mau nekad tukar domisili saya ke England tampa ada alasan yang kuat lol. Pernyataan itu tentunya tidak saya ucapkan keras keras dan cuma tersimpan di pikiran saya.
Maka ketika di interview saya hanya bilang bahwa: saya cuma mau liburan (.) dua minggu (.) terus balik pulkam (.). Yah mungkin waktu itu saya terlalu yakin… bakal terbang ke England, seminggu kemudian paspor saya balik tampa visum (di tolak).

Kecewa ? pasti deh, $200 melayang. Tapi saya tidak tertarik untuk kesal karenanya sebab saya sudah ajukan cuti, maka saya harus cari segera pilihan liburan ke negara lain yang destinasi tidak terlalu jauh. Akhirnya saya pilih ke Lisbon ibukota Portugal. Kebetulan belum pernah dan menurut teman teman portugis saya, katanya Lisbon kota maju dan banyak yang bisa di lihat di sana. Ketika visa-Schengen keluar, saya segera booking hotel dan beli tiket.

Terbang dengan Swiss air, penerbangan yang tepat waktu dan ramah pelayanan. Durasi terbang tidak lama di bulan juli seharusnya musim panas cuaca cerah tapi ketika saya tiba saat itu iklim terang tapi lembab dan sempat berapa hari bertemu hujan.
Hari pertama di Lisbon sedikit antusias.. kami sudah dapat kamar dan coba menjajaki kota naik bus umum dari satu tempat ke tempat lain.. lumayan untuk mutar keliling, jalanan penuh tanjakan naik turun mirip wilayah lain di Portugal dan kondisi jalan kurang cocok jika ber-high heels.

Posisi hotel tidak jauh dari harbour dan tepatnya di depan jalan raya so dari dalam kamar view lautan tidak begitu banyak terlihat karena terhalang gedung bangunan lama dan perkantoran. Setelah mencoba satu hari naik bus umum, maka kami memutuskan melanjutkan keliling kota dengan bus tur Hop-On Hop-Off/ City Sightseeing selain lebih nyaman dan tiket paket bisa pakai keliling selama 42 jam.

Kemana tujuan saya di Lisbon…? katanya banyak pilihan, sekitar kota penuh dengan sejarah kota tuanya.., awalnya suasana sepi sepi dan seperti kota tidur.. kemana kah kebanyakan orang orang, mungkin karena cuaca saat itu sedikit lembab hingga tidak nyaman untuk jalan jalan ? maka route yang kami ambil pun hanya mengikuti route turis pada umumnya. Kemudian barulah terlihat di mana kebanyakan orang berkumpul dan aktif dengan aktivitasnya. Orang dewasa, anak muda, turis dan para pelajar. Mereka pun menjadi bagian daya tarik kota tua itu.

Setelah empat hari penuh berputar sekitar kota Lisbon menurut saya kotanya kurang dinamis padahal kalau di dengar dari bahasanya mereka berbicara cepat dan energik. Akan tetapi kehidupan di kota ini sepertinya tidak tergesa gesa untuk mengikuti perkembangan dunia. Gedung pencakar langit hampir tidak terlihat dan masih banyak transportasi bus lama dan sederhana. kecuali objek spetakuler yang membuat saya kagum adalah “The 25th April Bridge”, dalam bahasa Portugis (Ponte 25 de Abril ), sebuah jembatan panjang di Eropah dan armada kelautan yang modern. Ada argumen yang mengatakan Lisbon seperti kota tua yang lelah.. terlihat sekali masih banyak bangunan, gedung dan rumah tua yang sengaja tidak di ubah. Walau begitu saya senang sekali dapat berkunjung ke kota ini yang pada dahulu kalah pernah menjadi bagian negara kerajaan kuat di Eropah.

Museum tentunya tempat yang enak untuk menjajaki paling sedikit sejarah dan cerita kultur sekitar. Dari sisa sisa peninggalan terlihat bahwa dahulu pernah negara Maroko dan Arab menduduki dan berkuasa disini.. sangat menarik bukan dan kata seorang guide sisa masjid tua peninggalan sejarah itu tidak di rumbuk, bangunan megah itu masih kuat dan indah setelah di renovasi mereka menjaga perawatan dan menggunakan untuk keperluan setempat. Selain masjid, istana sultan dan juga gereja dan castel tua juga menjadi penghias Lisbon.

Perkiraan saya kemajuan dan kepesatan kota Lisbon normal normal saja. Tapi bisa jadi itu di sengaja untuk mempertahankan ciri khas dan infra-struktur lama Lisbon. Ada beberapa blok jalan yang mengingatkan saya akan kota tua di Jakarta yang dahulu belum di bongkar (nostalgia). Walau begitu masih banyak hal hal di Lisbon yang bikin kagum penduduknya disiplin, tertib lalu lintas, jalanan bersih serta kota sangat aman bagi turis.

Apakah kuliner cocok untuk sebagian turis saja? banyak kulinar enak enak di sini, saya suka seefood, makanan grill dan salat.. cukup banyak yang cocok untuk perut saya. Sedangkan di siang hari sambil jalan jalan dan cari small meal seperti: hamburger atau makanan sejenis take away lain.

Note.

*Walau bahasa agak susah di ikuti tapi bagi turis mudah untuk bertanya.

*Tersedia hotel dan motel yang menarik dan murah dan paling baik cari penginapan di dekat central / kota tua jika suka keramaian dan night-life.

*Harga di beberapa tempat bisa di tawar, kecuali di cafe dan restauran.

Tinggalkan komentar