#71 Tak Sengaja

Tak Sengaja

Jum’at pukul jam 04:25 AM saya terbangun spontan dengan kebiasaan seperti biasa, otak ini mulai me-review ulang apa yang saya pikirkan sebelumnya dan kadang re-viewnya itu campur aduk gabung dengan mimpi dan cuplikan scene lain bermain begitu cepat di otak ketika bangun tidur.

Dua hari berturut-turut saya bangun lebih awal dari alarm watch yang sudah disetel, mimpi saya pun sedikit aneh saya berjumpa bunda (almarhuma) dari pihak kel.ayah yang telah membesarkan saya. Mimpi itu seperti nyata bahwa beliau masih hidup, dalam mimpi pun saya coba mengingatkan diri saya kalau bunda sebetulnya sudah tiada tapi kenapa saya masih dapat menjumpainya, kurang lebih begitulah cerita mimpi itu. Tentu saja saya senang di datangi bunda melalui mimpi, karena beliau-lah orang terdekat yang sering saya ajak bicara tentang kehidupan, harapan dan cita cita saya, via Tel/Wa di masa hidupnya.

Pagi masih pekat saya sudah berhadapan dengan computer dan terlena menulis konsep baru. Dua jam kemudian suami saya keluar dari kamar tidur dia menyapa lalu membelakangi saya menuju dapur, saya pun beranjak dari kursi mengikuti ke dapur dan membuat kopi cream dan menekan salah satu knop di mesin kopi mungil nespresso yang bekerja dengan cepat dalam sekejab cangkir kopi sudah penuh dengan bau aroma kopi dari Indonesia yang mantap.

Saya bawa kopi itu ke kamar kerja lalu meneguknya hangat hangat., suami yang cuek dan membiarkan istri yang khusu depan computer. Satu konsep yang saya inginkan selesai saya teringat harus menulis Wa ke salah satu teman senior yang kurang sehat, tangan saya meraih ponsel dari saku celana jogging dan sebelum saya masukan pin un-lock “tiba tiba saya lihat dilayar ponsel muncul photo bunda” yang cantik berpose di depan rumah kami di swiss dengan latar belakang pergunungan bersalju. “Saya terkejut pelan dan rambut halus di leher ikut berdiri, saya menepas pikiran halu tsb”. dan tarik napas dalam dalam sambil sekilas memandangi photo bunda, saya buka ponsel dan segera menulis.

Petang sebelum masak saya bersihkan perabotan dan tampa saya atur pikiran bawah sadar saya menerawang ke photo bunda siang tadi, saya seperti di ingatkan sesuatu? akan tetapi saya tidak tahu apa! selesai berbenah mata saya bentrokan dengan bunga anggrek yang akan saya berikan kepada ibu mertua hari minggu, otak saya seketika terbuka dan teringat bahwa hari besok tanggal 14 pebuari hari kembalinya beliau ke Rahmatullah. Segera saya men’doakan beliau dan berharap adik membawakan bunga ke makam beliau.

Baca juga: Langkah Yang Tertunda, Valentins Day

Doa dari kami untuk bunda dan semua keluarga yang telah mendahului. Al fatiha. Amin

Tinggalkan komentar